Agama pagan saat ini penganutnya tidak lagi ada di seluruh dunia dan masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, jika Anda mempelajari sejarahnya dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang studi perbandingan agama, Anda akan menemukan bahwa ada kemiripan antara agama pagan dan ajaran agama Kristen saat ini.
Bagaimana sebetulnya karakteristik agama pagan itu ?
Keyakinan agama pagan
Secara historis, istilah “paganisme” muncul pertama kali antara abad pertama dan ketiga sebelum masehi. Sebutan “paganisme” mungkin timbul buat membedakan antara para penganut iman Kristus dan yang bukan penganutnya.
Ini berarti bahwa ada perbedaan antara mereka yang menganggap yesus sebagai tuhan dan mereka yang tidak menganggapnya sebagai tuhan.
Paganisme awalnya bukan sebuah agama, tetapi sebuah istilah yang melekat pada orang-orang yang tinggal di daerah tertentu. Mereka percaya pada alam semesta dan wajib menjaga isinya, dan mereka menganggapnya istimewa atau suci.
Sangat berbeda dengan keyakinan agama lain, yang hanya melihat dunia sebagai tempat singgah sementara, agama ini bahkan menganggap dunia sebagai surga.
Karena atas keyakinan ini, penganut agama pagan selalu saja melaksanakan berbagai ritual tertentu buat menghormati leluhurnya. Kebiasaan lainnya ialah melaksanakan ritual menyembah matahari.
Kerajaan romawi pendukung ajaran pagan
Di abad ke-4 masehi, kerajaan Romawi menguasai dunia, dan rajanya telah terpengaruh oleh budaya pagan. Saat bersamaan rasul Paulus mengajarkan doktrin tritunggal dimana posisi Yesus meupakan tuhan.
Singkatnya, pada tahun 325, koncili nicea diadakan, dan raja Romawi ikut serta dan percaya pada ketuhanan yesus. Namun, dengan berbagai ritualnya, seperti menyembah dewa matahari, sulit baginya untuk meninggalkan kepercayaan pagan.
Rakyat Romawi sering mengadakan pesta rakyat untuk memperingati hari lahirnya dewa matahari pada tanggal 25 Desember. Raja Romawi berusaha menyatukan orang-orang untuk merayakan kelahiran tuhan yesus pada tanggal ini juga, yang hingga hari ini terus dirayakan oleh pengikut agama Kristen setiap tahunnya.
Dalam koncili nicea, keputusan untuk menetapkan kelahiran tuhan yesus pada tanggal 25 Desember menggantikan kelahiran dewa matahari. Untuk melakukan ibadah, dia harus melakukannya pada hari Minggu, bukan hari Sabtu, seperti yang diajarkan Yesus sendiri.
Atas keputusan raja Romawi itu, orang Romawi dengan cepat menjadi pengikut Kristus seperti yang menjari ajaran oleh Paulus.
Ajaran pagan dalam agama Kristen.
Banyak praktik ajaran Kristen sebenarnya mengambil dari ajaran pagan pada masa lalu. Sampai hari ini, ritual ini masih terus berlangsung dan sulit hilang.
Fakta ini merupakan temuan Thomas Ailesbury, seorang pendeta kenamaan dari Inggris, dalam ceramahnya berjudul “Paganisme dan papisme paralel” (1642). Dalam ceramahnya, dia mengatakan bahwa mengambil daging atau darah Kristus dan meletakkan ikon Yesus dalam gereja adalah suci.
Salah satu buktinya adalah budaya perjamuan kudus, di mana orang makan roti dan minum anggur sebagai bentuk penghormatan karena yesus telah berkorban untuk menebus dosa manusia. Roti merupakan pengambaran tubuh yesus, dan anggur sebagai darahnya.
Ajaran kristen warisan paganisme
Ternyata kebiasaan melakukan perjamuan kudus berasal dari budaya dan kebiasaan pagan lama. Menurut W. Williamson, dalam tulisannya berjudul The Great Law of Religious Origins, orang Mesir kuno merayakan bangkitnya dewa Osiris melalui sakramen, dan pendeta memberikan berkat untuk makan kue dan air suci.
Karena berkembangnya agama mithra yang pesat pada abad keempat, paganisme memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ajaran kekristenan. Tampak jelas dalam ritual adat istiadat dan upacara para penganutnya pada masyarakat Romawi kuno.
Salah satu contoh kepercayaan agama mithra yang menjadi dasar ajaran Kristen adalah kepercayaan bahwa dewa mithra lahir dari seorang perawan pada tanggal 25 desember.
Mitologi yunani dan ajaran kristen
Sebuah legenda mengatakan bahwa dewa Mithra memiliki dua belas murid. Setelah meninggal selama tiga hari, dia bangkit lagi, menurut Wikipedia.com.
Menurut catatan sejarah yang ada, sebanyak lima belas dewa mempunyai kisah hidup yang mirip sekali dengan Yesus Kristus. Misalnya dewa Krisna, yang lahir dari seorang perawan.
Di Yunani, ada cerita tentang dewa Attis, yang juga lahir dari seorang perawan pada 25 Desember. Dewa ini mati dan kemudian bangkit kembali. Dewa Serapsis, Isis, Adonis, Horus, Bacchus, Osiris, Syamas, dan Kybele juga memiliki kisah yang mirip dengan Yesus Kristus.
Apakah itu hanya kebetulan?
Jadi budaya paganisme, yang mendasarkan keyakinannya bahwa tuhan lahir dari gadis perawan pada tanggal 25 Desember, sudah ada jauh sebelum agama Kristen itu sendiri muncul.
Sebagai pendiri agama Kristen, Paulus, tokoh utamanya, memuluskannya dengan mengganti dewa rakyat Romawi dengan yesus kristus, dan raja Romawi yang kuat mengaminkannya.
1 komentar
Komentar ditutup.