aksara bicol

AKSARA BICOL : JEJAK SEJARAH DI BOLAANG MONGONDOW

Diposting pada

Aksara bicol adalah merupakan bagian dari budaya masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow  Provinsi Sulawesi Utara.

Sebagian besar orang Bolmong berbahasa mongondow, tetapi ada beberapa orang yang berbicara bahasa Bicolano, terutama di daerah pantai dan di dekat perbatasan Filipina.

Asal-usul Aksara Bicol:

Sebelum kedatangan Spanyol, komunitas Bicolano di Filipina menggunakan sistem tulisan tradisional yang dikenal sebagai “Basahan”.

Setiap simbol dalam basahan abugida mewakili suku kata yang terdiri dari konsonan dan vokal.

Sistem aksara ini memiliki kesamaan dengan aksara Baybayin yang digunakan oleh orang Tagalog di Filipina; perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan penggunaan karakter.

Masyarakat Bicolano menulis berbagai jenis teks menggunakan Basahan, seperti karya sastra lisan dan naskah untuk upacara keagamaan.

Namun, ketika penjajah Spanyol datang pada abad ke-16, mereka menggantikan Basahan dengan alfabet Latin. Meskipun begitu, masyarakat masih menemukan jejak-jejak penggunaan Basahan dalam beberapa manuskrip kuno dan artefak budaya di wilayah Bicol

Komunitas Bicolano menyebar ke Bolmong

Para ahli memperkirakan bahwa komunitas Bicolano masuk dan menetap di wilayah Bolaang Mongondow melalui jalur perdagangan dari Filipina Selatan, khususnya dari wilayah Bicol di Pulau Luzon.

Mereka membawa bahasa, budaya, dan tradisi mereka, termasuk penggunaan Basahan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka yang tinggal di wilayah pesisir Bolmong, seperti Kecamatan Bolaang dan Dumoga, memiliki akses ke Filipina melalui laut dan jalur darat.

Komunitas Bicolano dan masyarakat Mongondow memiliki hubungan budaya, bahasa, dan adat istiadat.

Kendatipun penggunaan Basahan tidak lazim  di wilayah Bolaang mongondow, para orang-orang tua masa itu mulai menggunakan bahasa Bicol.

Misalnya, beberapa motif dan desain dalam seni ukir dan kerajinan tangan berasal dari bentuk Basahan.

Selain itu, para pelaku adat masih menulis beberapa mantra dan simbol dengan gaya kaligrafi yang mirip dengan gaya Bicol saat melaksanakan upacara adat dan ritual keagamaan

Komunitas Bicolano di Bolmong terus mempertahankan bahasa dan budaya mereka melalui berbagai kegiatan, seperti mengajarkan bahasa Bicolano kepada anak-anak mereka, melakukan seni tradisional, dan mengadakan festival budaya.

Melalui upaya ini, mereka berusaha menjaga agar warisan budayanya tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat luas,

Masalah Pelestarian Aksara Bicol

Dua masalah utama dalam pelestarian Basahan Bolmong adalah kurangnya dokumentasi dan sumber daya untuk mempelajari sejarah situs.

Para sesepuh masyarakat menyampaikan sebagian besar informasi tentang Basahan secara lisan, dan hampir tidak menuliskannya.

Akibatnya, generasi muda menghadapi tantangan untuk mendapatkan akses dan belajar aksara tradisional ini.

Selain itu, bahasa dan aksara Bicolano semakin terpinggirkan karena pengaruh budaya global dan dominasi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Jika tidak ada upaya yang sistematis untuk mencatat dan mengajarkan Basahan, ada kemungkinan bahwa aksara ini akan hilang seiring berjalannya waktu.

Masa Depan Aksara Bicol di Bolmong dan Upaya untuk Pelestariannya

Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas Bicolano harus bekerja sama untuk mempertahankan adat dan budaya Bicolano di Bolmong.  Berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat kita ambil

1. Penyelidikan dan Pemetaan:

melakukan inventarisasi dan dokumentasi artefak budaya, manuskrip, dan situs sejarah yang terkait dengan Basahan dan budaya Bicolano.

2. Pelatihan dan Pendidikan:

mengembangkan kursus bahasa, sastra, dan aksara Bicolano untuk generasi muda.

3. Pelatihan dan Pengembangan:

Pelestarian budaya Bicolano memerlukan kegiatan penyuluhan dan promosi melalui festival, pameran, dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

4. Kerjasama Lokal:

membangun kerjasama dengan pemerintah Filipina dan lembaga budaya, khususnya di wilayah Bicol, untuk pertukaran pengetahuan dan sumber daya dalam pelestarian budaya bersama.

Kita berharap dapat menjaga kelestarian aksara Bicol dan menjadikannya bagian penting dari identitas budaya Kabupaten Bolaang Mongondow serta warisan berharga bagi generasi mendatang melalui kerja sama.

share
saya seorang penulis profesional yang senang membahas banyak hal dengan tujuan memberi manfaat bagi orang lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *