Pengakuan iman rasuli dalam ajaran Kekristenan menjadi dasar kepercayaan mereka di seluruh dunia.
Umat Kristen mengucapkan pengakuan iman ini dalam berbagai kegiatan liturgi gerejawi, seperti ibadah mingguan dan upacara baptisan.
Mereka menjadikan Pengakuan Iman Rasuli sebagai pedoman utama untuk memahami inti ajaran Kristen.
Asal-Usul Pengakuan Iman Rasuli
Untuk memahami asal-usulnya, kita perlu menengok kembali ke masa gereja mula-mula, ketika para pemimpin gereja awal merasakan kebutuhan untuk merumuskan inti ajaran iman Kristen secara ringkas dan tegas.
Pengakuan Iman Rasuli dalam bahasa Latin dikenal sebagai Symbolum Apostolorum, dan berasal dari tradisi gereja perdana yang ingin menjaga kemurnian ajaran para rasul—khususnya dua belas murid Yesus Kristus.
Meskipun para rasul itu tidak menulis pengakuan ini secara langsung, akan tetapi umat Kristen generasi awal menyusunnya berdasarkan pengajaran mereka dan mewariskannya secara turun-temurun dalam komunitas iman.
Beberapa ahli sejarah gereja menyatakan bahwa gereja di wilayah Gaul Selatan mulai menggunakan pengakuan ini dalam prosesi baptisan.
Dokumen sejarah mencatat bahwa Pengakuan Iman Rasuli mulai dikenal secara luas pada abad ke-4 dan dipakai secara resmi sebagai bagian dari pengajaran iman bagi calon baptisan.
Penggunaan ini sejalan dengan amanat Yesus dalam Matius 28:18–20, yang menegaskan pentingnya pembelajaran dan pemuridan dalam proses baptisan.
Isi Pengakuan Iman Rasuli
Pengakuan ini berisi dua belas pernyataan pokok yang mencerminkan inti kepercayaan umat Kristen, yaitu:
1. Aku percaya pada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit serta bumi.
2. Aku percaya pada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.
3. Ia dikandung dari Roh Kudus, lahir dari seorang perawan Maria.
4. Ia menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan; Ia turun ke dalam kerajaan maut.
5. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati.
6. Ia naik di surga, duduk sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa.
7. Ia akan datang untuk menghakimi orang hidup dan orang mati.
8. Aku percaya kepada Roh Kudus.
9. Aku percaya kepada Gereja yang kudus dan am.
10. Aku percaya kepada persekutuan orang kudus.
11. Aku percaya kepada pengampunan dosa.
12. Aku percaya kepada kebangkitan tubuh dan hidup yang kekal.
Makna dan Relevansi dalam Kehidupan Kristen
Pengakuan iman rasuli bagi umat Kristen sebagai pernyataan iman mereka yang begitu dalam. Mereka menegaskan kepercayaan kepada Allah Tritunggal, peran Yesus Kristus dalam keselamatan manusia, serta harapan akan kehidupan kekal melalui sebuah pengakuan.
Pengakuan ini bertujuan buat memperkuat persatuan umat Kristen lintas denominasi, karena semua gereja baik Katolik, Protestan, maupun Ortodoks mengakui dan menggunakan pengakuan ini sebagai ringkasan iman mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, umat Kristen menggunakan pengakuan ini dalam ritual ibadah, baptisan, dan doa pribadi sebagai bentuk peneguhan iman.
Mereka melihat Pengakuan Iman ini bukan hanya sebagai dokumen liturgis, tetapi juga sebagai cerminan kepribadian yang setia kepada ajaran Kristus secara utuh.
Kesimpulan
Dalam terang peran sentralnya, umat Kristen menjadikan Pengakuan Iman Rasuli sebagai salah satu pernyataan iman yang paling penting dalam kehidupan mereka.
Dengan merangkum inti ajaran para rasul, pengakuan ini membantu mereka memahami, menghidupi, dan menyatakan iman secara pribadi maupun bersama komunitas gereja.
Dengan tetap berpegang pada pengakuan ini, umat Kristen memperkuat keyakinan mereka dan memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan.